22 Desember 2009

Kendala Ber-wirausaha di Indonesia

Puluhan tahun yang lalu, JA. Schumpeter sudah katakan, “Pada hakikatnya para wirausahawanlah yang menggerakkan ekonomi”. Terlebih lagi, bila dikaitkan dengan masalah utama ekonomi Indonesia dengan tingginya tingkat pengangguran dan minimnya kesempatan kerja. Iklim wirausaha yang baik, sebenarnya, akan mampu menjawab persoalan pelik ini.

Namun, memulai sebuah usaha atau bisnis tidaklah mudah. Tak jarang, seorang anak muda yang mencoba merintis sebuah usaha, akan dianggap seorang pengangguran yang tak mempunyai pekerjaan yang jelas. Anggapan-anggapan serupa ini, tak jarang kadang kala menjadi kendala dan mematahkan semangat seseorang untuk berwirausaha. Belum lagi kedala lainnya, berupa iklim birokrasi, perundang-udangan, lingkungan, dan lain sebagainya.

Ada beberapa perhatian saya dalam hal ini,

Pertama, wirausaha belum dihargai sebagai layaknya suatu profesi yang penting dan membanggakan. Banyak sudah contoh wirausahawan sukses di Indonesia. Hanya saja, penghargaan dan perhatian yang tinggi terhadap seseorang yang mau merintis usaha tak begitu menggembirakan.

Kedua, di lingkungan keluarga, tak banyak orang tua yang memperkenalkan, mendorong, dan melatih entrepreneurship kepada anaknya. Masih banyak orang tua yang bangga melihat anaknya menjadi pegawai perusahaan atau negeri ketimbang menjadi seorang enterpreneur. Risiko menjadi seorang wirausahawan dinilai terlalu tinggi.

Ketiga, informasi tentang entrepreneur pun belum merata di tengah masyarakat. Padahal, sebagaimana lazimnya manusia, untuk memulai sesuatu orang butuh informasi yang memadai. Informasi yang akurat juga akan membuat orang bersemangat dalam berwirausaha. Ini di dunia nyata. Berbeda dengan di dunia online. Informasi-informasi seputar bisnis internet cukup berkembang akhir-akhir ini. Cuma saja, orang mesti berhati-hati, tak sedikit bisnis internet ini yang menipu. Sangat perlu untuk cermat memilih bisnis internet yang sehat.

Keempat, lembaga pendidikan di Indonesia tak mampu membentuk wawasan, sikap, dan mental produktif. Lembaga pendidikan kita tak mengajarkan makna dan manfaat ilmu pengetahuan secara jelas. Sehingga, tak jarang orang hanya taklid buta terhadap sebuah ilmu, dan tak tahu bagaimana memanfaatkan ilmu tersebut dalam kehidupan praktis sehari-hari. Makanya, tak heran bila kita temui banyak orang Indonesia yang berkarir atau bekerja yang tak sesuai dengan disiplin ilmu yang ia tuntut.

Kelima, kusutnya sistem perundangan dan birokrasi yang menghambat proses berkembangnya iklim wirausaha. Menjadi pengusaha di Indonesia tidaklah mudah. Iklim bisnis tak banyak mendukung. Mendirikan perusahaan baru saja sulitnya bukan main. Niat pemerintah Indonesia untuk menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah belum mampu disambut dan diteruskan oleh pemerintah daerah dengan baik. Sehingga upaya ini masih terkesan setengah hati.

Dan, terakhir, adanya hambatan lain yang bersifat pribadi berupa mental yang tidak siap bersaing dalam bisnis, moral, karakter, fisik, dan tradisi, juga ikut menghambat perkembangan dunia wirausaha.

Kendala-kendala ini, tentu saja tak harus menjadi alasan yang menahun. Disamping iklim wirausaha yang kondusif yang harus mulai secara pelan-pelan distimulasi oleh pemerintah, sikap mental produktif dan sifat wirausahawan yang baik juga harus dimiliki oleh seseorang yang berkeinginan merintis usaha. Sehingga, dengan tumbuhnya iklim usaha yang baik, akan memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia selanjutnya.

KONSULTASI BISNIS
Bagaimana Menemukan Ide dan Memulai Bisnis Anda?
Silakan menuju ke "RUANG KONSULTASI". Klik Disini!!

8 komentar:

wempi mengatakan...

Resiko paling parah sebagai wirausaha adalah gulung tikar, jika modal dari pinjaman maka akan dibayang-bayangi debt colector, abis itu harta benda yang ada disita, istri selingkuh dan minta cerai. anak-anak pake baju tapi gak pake celana, dan seterusnya :D

belajar bisnis internet | hill mengatakan...

betul kawan sepertinya kurikulum pendidikan saat ini lebih menitikberatkan utk mencari kerja bukan pencipta lapangan kerja, saya teringat wktu jaman sekolah dulu (maklum angkatan jadul :D )sampai saat ini utk mengeembangkan potensi jiwa wirausaha sampai harus keluar keringat darah ( wahh di perbuas yg ntu boonk dehh :D )

saya menitikberatkan poin 5 bahwa birokrasi msh "mempersulit" iklim wirausaha. meskipun skrg sudh banyk iklan one stop service ttg perijinan, tp ttp aja pd kenyataannya msh sebatas wacana, mudh2n jilid 2 ini bisa memperbaiki sistem birokrasi

buwel mengatakan...

wuiiiih, mantab Mas Analisanya....
Makasih...

pasutrisatu mengatakan...

padahal 9 pintu dari 10 pintu rejeki datangnya dari pintu usaha

cah ndeso mengatakan...

Salam silaturahim dari Lereng Muria.
Berkunjung kembali di malam hari yang super duingiiinnnn sambil baca2 artikelnya :D

Salam sukses dari Lereng Muria untuk sobatku terchayaank sekaligus ngasih emPIISSSSS dah

hpnugroho mengatakan...

yg sering terjadi adalah kurangnya mental berbisnis itu mas ..
tidak berani mengambil resiko bersaing dan menjalankan bisnis baru, orang lebih senang dengan regular income sebagai karyawan, atau terpaksa karena terbentur modal yg pas-pasan ...

arkasala mengatakan...

wow saya setuju sekali Mas terutama dalam hal pendidikan formal. Kelihatannya kebanyakan untuk disiapkan menjadi pekerja / profesional sementara wiraswasta masuk diluar itu kelihatannya semacam ekstrakurikulerlah. Trims.

endang kusmana mengatakan...

Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pertumbuhan wirausaha adalah, budaya. Lihat budaya di negara tetangga kita jepang, korea, cina. Budaya wirausaha di sana sudah tumbuh sejak negara mereka masih terbelakang. Budaya disiplin mereka sangat tinggi, kemauannya sangat tinggi yang ditindaklanjuti dengan "take action", tidak seperti bangsa kita. Budaya bangsa kita maunya bekerja menjadi pegawai, kerja dengan telunjuk, disiplinnya kurang dan bayak lagi deh.

Salam sukses !

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Bagi sahabat-sahabat pembaca yang belum mempunyai Blog, anda tetap bisa berkomentar/bertanya disini. Caranya, pada "Select frofile..." pilihlah Name/URL. Tulis pada kotak Name dengan Nama Anda, dan kotak URL anda kosongkan saja. Tuliskan komentar/pertanyaan anda di dalam kotak komentar, lalu Poskan Komentar anda.

 
© Copyright by Blog Khery Sudeska  |  Template by Blogspot tutorial