22 Juli 2009

Survey Beasiswa MABIN 2009

Kali ini, saya ingin bercerita santai. Tidak seperti artikel-artikel sebelumnya, yang mungkin anda nilai terlalu serius. Yang anda lihat ini adalah foto saya sedang rehat sejenak di sebuah jembatan yang menyeberangi sungai yang indah (menurut saya). Salah satu sungai yang masih asri. Tepatnya di Koto Panjang, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Tempat beroperasinya PLTA Koto Panjang, yang akhir-akhir ini listriknya sering mati.

Lelah juga, setelah hampir seharian menempuh perjalanan yang cukup panjang. Apalagi kalau nyetir sendiri. Ada, memang, kawan dua orang lagi. Tapi, nggak ada yang bisa nyetir. Hehehe... Ya, sudah. Saya nyetir sendiri.

Perjalanan kali ini adalah perjalanan rutin setiap tahunnya. Tujuan perjalanan ini adalah survey. Survey calon penerima beasiswa MABIN (Perhimpunan Masyarakat Melayu Baru Indonesia). Tapi, kami sering menyebutnya “Survey Beasiswa MABIN” saja.


MABIN, yang kepanjangannya sudah saya sebutkan tadi, adalah organisasi yang berdiri pada tahun 2004 yang lalu. Masih muda memang. Tapi, ada dua pointer penting tujuan organisasi ini. Yang pertama; menggalang persatuan dan kesatuan rumpun masyarakat melayu Indonesia secara nasional yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melayu. Praktisnya, orientasi organisasi ini adalah pengembangan bisnis atau jaringan bisnis dalam masyarakat melayu nasional, atau setidak-tidaknya dalam anggotanya sendiri.

Melayu dalam pengertian ini, bukanlah melayu yang diartikan dalam makna kesukuan yang sempit. Tapi, pengertian melayu diartikan kepada orang atau masyarakat yang berbahasa melayu (saat ini bernama Bahasa Indonesia), punya akar sejarah yang sama, dan beragama Islam. Tegasnya, ia merupakan sebuah entitas dari rumpun budaya yang berasaskan Islam dan memiliki pengakuan akan sebuah kemelayuan.

Tujuan yang kedua; menggalang sosial pendidikan dengan gerakan beasiswa yang diberikan kepada anak-anak bangsa yang berprestasi dan tidak mampu secara ekonomis. Dari sini, terlihat kait kelindan kedua tujuan tersebut. Bahwa orang yang sudah mapan dalam ekonomi, harus membantu orang yang tidak mampu dalam bentuk beasiswa kepada anak-anaknya.

Cukup panjang juga saya bercerita tentang MABIN ini. Tapi, bila tidak saya jelaskan, nanti anda akan bertanya-tanya tak mengerti. Hehe...

Di Riau, saya menempati posisi yang cukup krusial terhadap kedua tujuan organisasi yang dipimpin oleh Fauzi Bowo ini. Bukan bangga, malah merasa cukup berat mengembannya. Hehehe..... Saya dipercaya untuk menempati Manajer Perencanaan dan Pengembangan Beasiswa. Cukup berat bukan? Tapi, disinilah letak hubungannya mengapa saya sampai melakukan survey tadi. Kalau tidak, kenapa saya sampai cerita tentang “survey-survey-an” segala.

Oke. Inilah sebenarnya yang ingin saya sampaikan kepada anda. Ada beberapa catatan saya dalam perjalanan survey ini. Mungkin catatannya tak beraturan dan tidak urut. Namanya juga catatan lepas.

Pertama, dalam perjalanan saya melihat, betapa kita hampir tidak memiliki hutan lagi. Yang sering terlihat, tak lebih dari tebing dan bukit-bukit yang gundul. Kalaupun ada tumbuhan yang hidup disana, paling hanya semak dan ilalang liar. Kalaupun ada tanaman yang ditanami, anda akan lebih banyak melihat pohon sawit, yang bikin mata sakit memandang. Tak ada indahnya, tak ada rasa sejuknya. Apakah kebun-kebun sawit itu milik masyarakat sekitar? Saya tak yakin sepenuhnya. Kemana hutan-hutan itu? Dimana sekarang pohon-pohon indah itu? Ia seakan hilang ditelan sebuah ‘kerakusan’. Memang, kiamat itu datang akibat ulah manusia.

Kedua, betapa kita harus banyak bersyukur kepada Tuhan. Di pelosok-pelosok negeri sana, masih banyak orang yang hidup dibawah kecukupan. Kita, setiap hari hampir tak ingat, dikala asyik facebook-an, bergurau dan bercanda ataupun sumpah serapah di dunia maya, nge-blog dengan fasilitas internet yang ada di kantor, di rumah, atau pun di warnet, ngopi dan cerita suka-suka di kafe, saat itu ada jutaan jumlah mereka yang berkerja menguras keringat saban hari. Sejak subuh mereka sudah ke kebun atau ke sawah, pulang sorenya langsung pula mencari ikan di sungai. Hasil yang mereka dapat tak sebanding dengan kita. Semua mereka jalani hanya untuk satu tujuan; menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak.

Jangan salahkan mereka melakukan itu semua karena tak punya pendidikan yang cukup, tapi syukurilah keadaan kita yang berkesempatan mendapat pendidikan ini. Dan sudah semestinya timbul kesadaran kita untuk saling membantu. Jangankan untuk facebook-an, yang namanya internet saja mereka tak tahu. Jangankan untuk menikmati apa rasanya Cappuccino di kafe, yang mereka tahu hanyalah kopi serbuk yang standarnya entah apa.

Ketiga, apakah para pemangku kebijakan kita di negeri ini tidak tahu keadaan mereka itu? Saya tidak tahu apa jawaban yang tepat untuk ini, atau apa pertanyaan yang tepat untuk ini. Kenyataannya, demikian banyak uang negara yang dihambur-hamburkan setiap tahun, bahkan setiap harinya, untuk sesuatu yang diembel-embeli ‘pembangunan’. Pembangunan apa? Dan yang dibangun itu siapa? Kok, sudah ratusan tahun mereka hidup turun-temurun, begitu-begitu saja. Apa sebenarnya sasaran pembangunan itu? Kalau jumlah mereka yang hidup dibawah kecukupan itu sedikit, mungkin dapat diterima akal. Tapi, jumlah mereka jutaan orang.

Percuma kita bicara tentang cita-cita kemajuan, kalau untuk biaya pendidikan di perguruan tinggi saja, masih banyak warga negara ini yang kesulitan membiayai anak-anaknya. Mereka sampai harus berhutang sana-sini untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Adik atau abang harus ada yang mengalah, untuk tidak sekolah, demi salah satu saudaranya sampai ke perguruan tinggi. Anda mungkin bilang, “ah, masak iya?” Saya bilang, “iya!” Masih ada dan masih banyak yang seperti itu keadaannya. Toh, saya yang melakukan survey. Langsung ke rumah mereka. Tak percaya? Datang dan lihat saja langsung.

Inilah, sebenarnya, tujuan dan sasaran Beasiswa MABIN tersebut. Tapi, MABIN juga punya keterbatasan. Tak semua mereka yang bisa dibantu oleh MABIN. Akhirnya, MABIN menetapkan prioritas, siapa yang paling membutuhkan untuk beasiswa ini. Walaupun, kenyataannya, hampir semua mereka membutuhkannya. Tapi, apa boleh buat. Hanya itu yang bisa. Oleh sebab itu, perlu kepedulian dan kerjasama kita semua untuk membantu mereka. Anda pasti lebih tahu caranya.

Oke, teman-teman. Sebenarnya, masih banyak catatan lain yang ingin saya sampaikan. Tapi, saya takut tulisan ini akan sangat panjang. Nanti anda bosan membacanya. Mungkin, kapan-kapan, pada kesempatan lain, akan saya sampaikan kepada anda. Sebagai penutup, ada baiknya anda baca sesuatu yang saya kutip dari catatan pinggir Goenawan Mohamad di bawah ini,

“Maka tak mengherankan bila percakapan dan debat - dengan sikap yang membela rakyat - yang kita ikuti di koran dan televisi selama ini, bisa tiba-tiba dipergoki oleh kenyataan bahwa rakyat tak mendengarkan hiruk-pikuk itu.

Jika kita bisa belajar, mungkin sejak ini sebaiknya kita selalu bisa bertanya: tentang rakyat, apa sebenarnya yang kita tahu?”


KONSULTASI BISNIS
Bagaimana Menemukan Ide dan Memulai Bisnis Anda?
Silakan menuju ke "RUANG KONSULTASI". Klik Disini!!

20 komentar:

Unknown mengatakan...

survey alam sama halnya berzikir, merasakan ciptaan illahi, memaknai arti kehidupan yg dianugrahiNya...semakin tinggi ilmu semakin dinaikkan derajat olehNya, jadilah pemimpin yg menjiwai yg dipimpin, salam sahabat.

Khery Sudeska mengatakan...

@patahati: Salam juga untukmu, Riel. Sungguh padat makna kata2mu, sahabat. Anda memang selalu begitu. Di blogmu saja terlihat bagaimana dalam makna setiap kata yang kau urai (bagi yang mendalami). Kepada pembaca, coba saja kunjungi blog patahati, anda akan menemukan sesuatu yang berbeda di sana. Sukses selalu untukmu, sahabat...

bisnis online | heru mengatakan...

nice post mas
salam kenal

Khery Sudeska mengatakan...

@Mas Heru: Thanks, Mas Heru. Belum tidur, ya... Gapapa. Besok kan libur. Hehe...:D

T. Wahyudi mengatakan...

mantap mas artikelnya... salam kenal... sukses untuk mas khery... :)

candradot.com mengatakan...

wuih keren .... Manajer perencanaan dan pengembangan beasiswa.
sukses ya mas

Khery Sudeska mengatakan...

@T. Wahyudi: Makasih, Mas Wahyudi. Salam kenal juga. Moga silaturahim "dunia maya" kita tetap terjaga. Salam sukses juga buat Mas...

@candradot.com: Eh, Mas Candra... ntar kalo kesini lagi Mas Candra saya kenain pajak preman lho. Hehehe....:D

AlvienRizki mengatakan...

salam kenal kembali mas...

met kerja keras deh mas... :D heheheeee

MInyak Angin Aromatherapy mengatakan...

wew... nice informasi neh...

ahmad mengatakan...

met hunting aja mas, moga bisa menjaring calon mahasiswa yang berkualitas

Khery Sudeska mengatakan...

@AlvienRizki and Minyak Angin-nya: Wah, dukungannya sambil ngacir kayaknya nih, hehe...:D

@ahmad: Thankyyyyuuuu, Pak Ustadz...:D

Bisnis Online mengatakan...

Allow, met pagi :)

Khery Sudeska mengatakan...

@Bisnis Online: Tq, mas bambang... Met malem hehe...:D

nakjaDimande mengatakan...

walau mereka ga ngerti apa itu FB dan ga bisa mencicipi cappucino di cafe, InsyaAllah mereka bahagia dengan caranya sendiri

semoga setiap tunas muda yang tumbuh dibawah garis kemiskinana di pelosok manapun, bisa tumbuh dengan indah.. **bundo bayangkan anak"itu tumbuh seperti Ikal dan Arai di tetralogi LP**

Khery Sudeska mengatakan...

@nakjaDimande: semoga saja demikian, bundo. Amin...!

Rahim Rasyid mengatakan...

enak yah bisa nyantai gitu sambil ngeliat sungai yang masih bersih dari pencemaran

Khery Sudeska mengatakan...

@Rahim Rasyid: Sangat menenangkan jiwa, sobat... Salam kenal penuh persahabatan untukmu, sob... :)

Rita Susanti mengatakan...

Pertama lihat gambarnya, aku fikir itu di sungai Kuantan Bang:), eh tahunya di Kampar ya..
Ya, aku bisa merasakan kondisi yang abang ceritakan itu, karena aku bagian yang tak terpisahkan dari bentuk kondisi seperti itu...

Berharap sih semoga semakin banyak bentuk kepedulian seperti organisasi yang abang geluti, agar semakin banyak tunas-tunas bangsa ini yang bisa mengenyam dan menikmati pendidikan yang layak. Karena sebenarnya tunas-tunas muda itu memiliki kualitas yang tidak kalah kok dengan anak-anak di perkotaan, hanya saja mereka belum memiliki kesempatan untuk bisa berkembang...

Salut buat abang!, semoga sukses ya dengan organisasi nya ...Dan kalau boleh bertanya, cakupan dari bantuan beasiswa tersebut meliputi wilayah mana aja Bang?? siapa tahu nanti saya bisa mendaftarkan adik2 saya dari Pulau rengas:)

Anonimmengatakan...

kok nama aku tak disinggung2, aku kan survey juge, hehehehehehe

sobatsehat mengatakan...

pertama, saya tidak suka facebook, menurut saya facebook jauh dari hal manfaatnya.
kedua, ini juga seperti pengalaman saya sewaktu masih kuliah di kota Palembang ( padahal saya asli bangka lho ). sewaktu kuliah di percaya tema-teman sebagai ketua cabang ISBA ( ikatan Mahasiswa Bangka ). ikut survey juga, dimana ada mahasiswa baru dari bangka yang akan kami rangkul untuk memperkuat silaturahmi.

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Bagi sahabat-sahabat pembaca yang belum mempunyai Blog, anda tetap bisa berkomentar/bertanya disini. Caranya, pada "Select frofile..." pilihlah Name/URL. Tulis pada kotak Name dengan Nama Anda, dan kotak URL anda kosongkan saja. Tuliskan komentar/pertanyaan anda di dalam kotak komentar, lalu Poskan Komentar anda.

 
© Copyright by Blog Khery Sudeska  |  Template by Blogspot tutorial